Pages

Welcome!

Monday, 23 September 2013

mengujung jari bersama mimpi

ceilah judulnyaaa.. haha intinya tulisan ini adalah soal mimpi saya. emmm mungkin kalau seumpama kerikil dihalaman rumah saya adalah penganut paham "kata adalah doa" pastikan saya adalah salah satunya
thats whyyy saya senang ketika ada orang menanyakan soal mimpi saya., saya akan menceritakan dengan semangat empatlima lah pokoknya :))
yaaa... tertakdir menjadi mahasiswa teknik sipil UGM angkatan 2011 merupakan anugrah dan salah satu mimpi saya yang telah jadi kenyataan. tapi lama kelamaan saya menyadari sesuatu yang mengganjal yang membuat saya ragu untuk menjadi pengikut jargon "civil till i die" weits weiiits... jangan sewot dulu doong.. saya saya menyukai setiap detail dalam bidang yang saya pelajari ini :) bertemu dengan orang orang hebat disekitar saya, diajar oleh guru-gurru besar dan terbaik diIndonesia, itu tetap menjadi kebanggaan dan gengsi tersendiri dalam hidup saya
emmm... sudah menginjak semester 5 ini mulai berpikir mengenai kehidupan saya kedepannya setelah lulus. bayangan hidup saya pas SMA dulu siiih "kuliah disipil, kerja di BUMN, bikin CV sendiri, Jadi kontraktor sukses" thats it
tapi saya sekarang mulai berpikir bahwa saya terlahir sebagai wanita dan fitrah saya adalah mengurus keluarga. "suksesnya wanita itu bukan pada karirnya, tapi pada keluarganya" itulah yang ingin saya telaah belakangan ini haha
okeee... di agama saya sudah dijelaskan dengan sejelas jelasnya bagaimana seorang wanita harus hidup di Keluarganya. suami adalah imam utamanya melebihi orang tua, dan anak merupakan amanah yang harus dirawat sebaik baiknya karena itu yang akan meringankan dosa kita dikehidupan selanjutnya. simpel siih tapi rumit untuk diterapkan dikehidupan yang serba modern ini. dimana wanita dimana mana menggaungkan emansipasi yang makin lama makin ngeblur aja artinya. saya pernah blog walking dan menemukan sebuah tulisan ciamik mengenai emansipasi wanita, khususnya di Indonesia. memang, banyak wanita Indonesia salah kaprah mengartikan emansipasi itu sendiri. cenderung berbuat bebas yang kadang malah lebih bebas dr pada lelaki, dan melupakan fitrahnya.
emmm.... maka dari itu saya tidak ingin terjerumus dalam kelamnya kesalah kaprahan emansipasi.
okeee kita mulai. saya akan bercerita mengenai mimpi saya. Saat ini saya sedang merintis hobi baru saya untuk menambah pundi-pundi uang saku, yaa, ngerajut hihi entah kenapa passion saya kuat sekali disini, tidak merasa tertekan mengerjakannya, dan yaa inilah yang selama ini saya cari. orang tua saya juga mendukung saya usaha dibidang ini. memang baru orang-orang dekat saja yang memesan karya saya, tapi kepuasan mereka adalah surga bagi saya. mimpi saya soal usaha saya ini adalah ini dapat berjalan terus menerus dan jadi sebuah ladang rezeki buat saya. hehe wntahlah dari dulu pengen banget punya usaha sendiri dibidang craft kayak gini. udah dr kecil siih yaa suka bikin aneh aneh haha
lulus dari teknik sipil tentu bukan perkara mudah yang setiap orang bisa lakukan *yobiasa wae sih sakjane* haha saya pun juga nggak mau menyia nyiakan ilmu yang sudah saya pelajari ini. makanya besok habis lulus dari sipil saya lansung bekerja di BUMN semacam WIKA, WASKITA, PP dan sejenisnya lah. itu impian saya sedari SMA dulu siih kerja disana. tapi ya itu tadi, namanya orang proyek pastilah tidak gampang untuk membagi waktu. makanya say berpikir ulang mengenai rencana untuk "Civil till I die" haha saya jadi inget waktu diajar oleh dosen saya, mantan rektor UGM, pak Sudjarwadi, beliau telah malang melintang di bidang pertekniksipilan, baik menjadi akademisi maupun praktisi. dan satu yang selalu saya ingat beliau sangat kagum dengan para pengusaha, para wiraswasta, apapun bidangnya, dan kaliamt yang membekas adalah "saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya menjadi pengusaha, yang bisa memberi lapangan pekerjaan kepada banyak orang" "saya senang kalau kalian ingin jadi pengusaha, apapun bidangnya, tidak melulu harus di sipil" itu salah satu penyemangat saya untuk menjadi pengusaha kerajinan (craft)
dan menurut saya, menjadi pengusaha adlah jalan tengah untuk wanita wanita yang ingin tetap bekerja namun tidak meninggalkan keluarganya. memang siiih sama sama sibuknya dengan wanita kantoran, tapi dengan kita kerja dirumah paling enggak kan anak kita besok bakalan tetep bisa ketemu kita, melihat kita kerja, atau sekadar memberi pelukan kepadanya saya rasa bukan hal yang sulit untuk wanita yang punya usaha dirumah
lalu pertanyaan yang sering kali saya dengar adalah "TERUS NGAPAIN KAMU SEKOLAH TINGGI-TINGGI KALAU CUMA MAU KERJA DIRUMAH?" *maaf ke capslock, tapi jujur saya nggk suka dengan pertanyaan ini, apatis dan cetek banget
sekolah tinggi tinggi toh tidak melulu menyoal kita mau jadi apa atau bekerja sebgai apa. sekolah itu juga sebagai ajang untuk mendewasakan diri dan menambah intelektualitas kita. siapa bilang mendidik anak dan mengurus keluarga itu tidak butuh sekolah tinggi?? yaa gini aja deh yaa... seumpama kita punya anak, yatau sendiri lah anak jaman sekarang udah canggih canggih dan pinter-pinter, gimana mau ngajarin dan ngimbangin kepinteran anak kita kalau kita sebagai ibu nggk pinter? gimana mau nyambung sama "suami yang notabene seorang intelek" kalau kitanya cetek pikirannya? heemmm dalam hal ini jangan campur aduk kan anggapan bahwa orang yang tidak sekolah tidak pintar lho yaa. ini lain soal
ingat pepatah klasik "dibalik pria yang hebat terdapat wanita yang hebat pula" yaah itu diaa. kalau kalian ingin punya suami yang hebat keluarga yang hebat jadi lah wanita yang hebat pula. kalau kalian ingin kayak Habibie, jadilah Ainun. jadiii....... jangan lagi deh ngomong "ngapain sekolah tinggi-tinggi kalau cuma mau kerja dirumah" :))
sekian curhatan sayaaa see yaaa

No comments:

Post a Comment

Design by | SweetElectric