Pages

Welcome!

Sunday, 15 January 2017

target

Hay. Weekend kemarin dimulai dengan sangat sempurna by having dinner with the group. Lourens, Mas David, Mas Anton, Maik dan Yannick. I'm grateful to be team up with those guys. Cewek sendiri ssiiiihhh jadi dapet privilege lebih. mulai dari milih tempat dinner sampe menu appetizer dan dessert ehe ehe ehe.

It was really nice to have chit chat and know them closer. We have a great time and laugh our ass off. Ya dimana mana sama aja siih, nyinyirin orang sampai omongan jorok lelakik -__- I'm the one who didn't speak dutch. So they teach me some word, but ya gitu deeeh. lelakik zzz

Terimakasih water group (I like to call us water group instead of water and plan group haha) telah menjadi tempat belajar yang menyenangkan untuk fresh graduate ini. makan malam ini juga sebagai farewell nya mas david. Good luck dikerjaan barunya mas. tolong becandanya dijaga. jangan main plesetan nggak lucu nanti orang orang pada bingung :( sedih sih. but, lagi lagi saya banyak belajar






Ngomong ngomong soal resign. dulu, jaman masih kuliah saya memandang orang resign itu seperti ini guys "wah kok dia resign, pasti tempat kerjanya nggak enak" "wah gajinya nggak banyak pasti"
Tapi saya salah. Karena lagi lagi, orientasi dan goal hidup seseorang itu beda beda. ada yang suka dengan pekerjaan sesuai apa yang dipelajari dikuliah (dan ngerasa apa yang diperjuangkan di bangku kuliah selama bertahun tahun itu berguna, namun ada pula yang suka dengan hal hal baru bahkan jauh dari apa yang dia pelajari dulu. ada yang suka sibuk sampai lembur lembur ada juga yang suka ngegabut. ada yang suka dikantor, ada juga yang pengen di lapangan.

setelah bekerja, melihat orang resign dan tau alasannya, denger curhatan temen soal kerjaannya, saya semakin menyadari bahwa hidup itu memang nggak comparable. I mean, you cannot compare your life to the others, but your life in the past.

bole jadi orang yang lebur lembur itu bahagia, karena dia bisa dapat ilmu dan berkembang banyak disana, boleh jadi orang yang gabut (sorry saya menggunakan istilah ini, maksud saya orang yang dikantor kerjaannya selo) itu sedih karena dia merasa kurang berkembang disana. boleh jadi orang yang lembur itu dapet gaji banyak tapi juga sedih karena nggak bisa sering sering ketemu sama keluarga atau main, boleh jadi orang yang gabut itu bahagia karena dia suka dengan waktu yang selo itu dia bisa santai dan menikmati hidup. begitu, lagi lagi, yang kita cari adalah kenyamanan hidup.

seperti bebrapa waktu lalu, saya tersadar oleh suatu kejadian. ada seorang teman saya yang tak kunjung dapat pekerjaan sehingga saya merasa prihatin bahkan cenderung menjudge dia kurang berusaha. Karena kami udah deket banget terjadilah percakapan ini;

"Kamu gimana? udah nglamar sama tes apa aja?"
"Banyak ciil, tapi belum dapet"
"Yawes dibanyakin doanya ya. kamu sekarang tiap ada lowongan pokoknya masukin aja. kerja itu bikin kamu berkembang lho sayang ilmumu yang kamu pelajarin kalau nggak dipakai"
"Iya cil. tapi cil aku sebenernya bersyukur bisa nganggur lama"

sempat kaget dengan pertanyaan dia. memang, dia bukan dari keluarga yang ekonominya lemah sih

"Karena sekarang ini bapak ibuku lagi butuh aku banget. Ibukku habis operasi,jadi aku bisa nggantiin dia buat masak, bisa nemenin bapakku pergi pergi juga. Soalnya siapa lagi kalau bukan aku, mas sama mbakku udah berkeluarga. Jadinya sekarang apa apa aku"

saya terdiam. dan mulai menyesali perkataan saya. sungguh, Allah telah mengatur segalanya. dibalik orang yang belum dapet pekerjaan dan saya nilai kurang berusaha, ternyata dia lebih dari saya. dia bisa lebih bermanfaat buat orang lain, bukan lewat apa yang dia pelajari di bangku kuliah. dan InsyaAllah pahala yang besar untuknya. Saya tersadar sekaligus iri. saya belum dapat kesempatan itu, kesempatan buat melayani bapak ibu saya selayaknya yang dia lakukan ke bapak dan ibunya. saya sadar bahwa kita memang tidak bisa menilai hidup seseorang. jangan pernah, jangan pernah menilai dia bahagia atau tidak. jangan bandingkan gaji dan pangkat dengan orang lain juga. syukuri apa yang kamu punya. dan berbahagialah dengan apa yang kamu punya. jangan pernah mengukur kebahagiaan orang. saya juga sekarang sangat menghindari kata kata "kamu enak ya hidupnya..." "kamu enak ya kerjaannya.. gajinya.." dan tiap kali orang berkata seperti itu saya selalu menjawab "urip ki wang sinawang. udah lakoni aja, yang penting kamu bahagia dan bermafaat bagi orang lain".

To be honest, dilingkungan kerja pembicaraan soal gaji dan posisi itu pasti ada. dan ada saat dimana rasanya iri melihat orang lain. bagaimana saya bisa tetap waras dan sadar? pulang ke jogja. Pulang kejogja adalah cara saya menghadapi keduniawian jakarta yang luar biasa (no offense ya). bertemu dengan mas danang bicara empat mata, sharing segala keluh kesah dan tak jarang nangis adalah cara saya tetap tersadar bahwa yang dicari didunia ini bukan cuma uang.

"Dek, bahagia jangan diukur pakai nominal, tapi ukurlah dari seberapa manfaat kamu buat orang orang"

No comments:

Post a Comment

Design by | SweetElectric