Minggu, 9 Juni 2019 hisa ke rumah, tidak seperti biasanya, kali ini dibarengi dengan obrolan serius bersama bapak dan ibu. tentang rencana "lamaran" kami. deg degan nulis ini, dan rasanya masih belum percaya hehehe
jadi minggu depan, rencananya orang tua hisa akan ke rumah untuk kenalan :) bismillah semoga lancar
Lalu malam itu bapak mulai menasehatiku dan hisa mengenai pernikahan, yang membuatku sedikit kualahan menahan air mata namun akhirnya berhasil juga :)
"Hisa harus bisa jadi imam. pemimpin keluarga. dek anggi nggak boleh "keluar" sendiri tanpa imam, tanpa izin suami. kalaupun dek anggi punya kegiatan, nomor 1 adalah keluarga. harus dibayang bayangi keluarga. ga boleh moncer sendirian"
namun kami berdua agak kurang setuju dengan kata bapak yang bilang "pernikahan adalah awal dari penderitaan" mungkin maksud beliau "pernikahan adalah awal dari perjuangan yang tidak mudah". jadi bersiaplah. pasdi mobil kami membahas ini, kata hisa "jadi seberapa berjuangpun kita nanti, kita ga boleh merasa menderitaharus seneng, harus dibawa seneng, terustemenin aku yaa"
"will do, sayaang"
setelahnya kita ke rumah hisa. niatnya mau silaturahmi, setelah lebaran siiih. namun lagi2 alhamdulillah mendapat wejangan pernikahan dari bapaknya hisa.
"ya jodoh itu memang ga ada yang tau. ya insyaAllah nanti hisa dan anggi menikah, itu bukan pernikahan antara 2 orang saja. namun juga antar 2 keluarga. jadi ya harus bisa menyesuaikan"
sempat terjadi perbedaan pendapat kemarin waktu orag tua kami membahas mengenai urutan "nembung" hahahaha tapi bismillah dengan komunikasi yang baik kami bisa mengatasinya
degdegan siih untuk minggu depan. takut ada perbedaan yang ga bisa diselaraskan antara kedua keluarga ini. namun orang tua kami orang baik, saya percaya beliau2 akan berdiskusi dengan baik
No comments:
Post a Comment